Keperkasaan Jepang di Wilayah Asia Tenggara

Posted on February 15, 2020 by

Setelah melihat betapa besarnya keinginan Jepang untuk menguasai Tiongkok, berbagai negara barat akhirnya mulai menyadari bahwa koloninya di Asia Tenggara yang kaya akan sumber daya alam tidak lama lagi juga akan menjadi target Jepang. Jepang dalam militernya tentu membutuhkan berbagai sumber daya alam seperti minyak, biji besi, karet dan lain-lain untuk kebutuhan militernya. Beruntungnya sumber daya alam tersebut sangat melimpah di wilayah Asia Tenggara.

Ketakutan negara-negara Eropa menjadi kenyataan pada musim panas tahun 1940 dimana Jepang mulai datang ke Indocina yang sedang berasa dibawah kekuasaan Prancis dan mulai menguasai Vietnam Utara. Kesempatan ini dimanfaatkan Jepang dengan mulai mengkudeta satu per satu wilayah kekuasaan Prancis satu per satu di Indocina hingga ke selatan. Namun dengan cerdasnya, Jepang membiarkan beberapa wilayah administratif untuk tetap dikelola oleh Vichy Prancis dan hanya meminta akses militer ke wilayah Indocina dibawah kekuasaan Vichy Prancis.

Namun pada akhirnya Indocina seutuhnya menjadi milik Jepang, setelah kejatuhan Prancis di Eropa pada bulan Juni. Pada tahun yang sama, Jepang juga menandatangani Tripartie Pact dengan Italy dan Jerman. Perjanjian ini merupakan perjanjian defensif dimana tiga negara ini harus memberikan dukungan militer jika salah satu negara menerima serangan dari pihak luar.

Penyerangan Demi Penyerangan Jepang di Asia Tenggara

Invasi Indocina ini membuat Inggris, Belanda dan Amerika semakin khawatir. Inggris khawatir dengan Malaysia dan Singapura, Belanda khawatir dengan Hindia Belanda sedangkan Amerika dengan Filipina. Para sekutu mencoba melakukan usaha demi melemahkan Jepang agar mereka tidak dapat menginvasi koloninya di Asia Tenggara. Karenanya Amerika melakukan embargo terhadap Jepang yang membuat mereka memiliki keterbatasan sumber daya alam seperti minyak.

Namun embargo tersebut semakin mendorong Jepang untuk menginvasi Asia Tenggara, karena disinilah sumber daya alam tersebut didapatkan seperti minyak di Hindia Belanda dan biji besi di Malaya. Untuk menyerang Asia Tenggara, maka Jepang harus menghajar Filipina dan Hawai, karena jika tidak Amerika dapat melakukan serangan sayap. Alasan inilah yang membuat Pearl Harbor diserang dan dimulainya pelaksanaan invasi di beberapa bagian Asia Tenggara oleh Jepang pada akhir tahun 1941.

Pada tanggal 8 Desember 1941 satu hari setelah menyerangan Pearl Harbor, Presiden Franklin dari Amerika mengumumkan pernyataan perang terhadap Jepang. Karena Tripartie Pact, Jerman dan Italy menyatakan perang terhadap Amerika pada 3 hari kemudian. Dengan deklarasi perang ini, dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat secara resmi sudah memasuki perang dunia ke 2. Hal ini justru membuat Jepang menjadi lebih ingin sigap dan cekatan untuk menghajar pasukan sekutu di Asia Tenggara, terlebih lagi para sekutu belum memiliki banyak waktu untuk berkoordinasi dengan baik.

Koordinasi yang tidak baik dan keegoisan masing-masing negara dalam mempertahankan wilayahnya, kelak akan menjadi kunci kemenangan Jepang di Asia Tenggara. Konflik kepentingan ini membuat para komando dari setiap negara tidak memiliki hubungan yang baik. Terlebih lagi, Jepang dengan sangat cepat sudah menginvasi tarakan, serta menguasai banyak wilayah di belahan Asia.

Melihat Jepang semakin meraja rela, sekutu meresponsnya dengan cepat mendirikan ABDACOM pada Januari 1942. ABDACOM dipimpin oleh marsekal Inggris yang bernama Sir Archibald Wavell, namun seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, setiap negara memiliki kepentingannya masing-masing. Amerika bersi keras bahwa Filipina adalah daerah yang paling penting untuk dilindungi, Inggris berpilir bahwa Malaya dan Singapura yang terpenting, Belanda tak lain berpikir Hindia Belanda. Sedangkan bagi Australia, bahwa yang terpenting adalah bagaimana Jepang tidak bisa menginvasi Australia. Dengan itu Australia menginginkan pertahanan yang lebih kuat di bagian timur Asia Tenggara.

15 Februari 1942, Jendral Inggris Arthur Percival menyerah kepada jendral Yamashita. Hal ini berarti Inggris sudah kehilangan Singapura dan Malaya, ini juga merupakan kabar buruk bagi ABDA karena sumatera yang kaya akan minyak sudah ada di depang mata Jepang. Sekutu sadar bahwa Jepang mengincar persediaan yang berada di Hindia Belanda terlebih karena mereka sedang krisis bahan bakar. Maka jika sampai sumatera jatuh mereka akan melakukan taktik bumi hangus.

Hal ini membuat landasan terbangan pangkalan Benteng menjadi target utama dalam operasi Jepang demi melakukan transportasi perbekalan. Pada pertengahan Februari, Jepang sudah mendekati Palembang dan Plaju maka dari itu seperti yang sudah direncanakan taktik bumi hangus pun dilaksanakan. Jatuhnya sumatera membuat belanda panik karena Batavia yang berada di pulai Jawa sudah ada di depan mata Jepang dan akan menjadi target berikutnya.

Meskipun demikian, Jepang tidak menyerang pulau jawa secara langsung, mereka memfokuskan peperangan di daerah timur. Jika Jepang berhasil mengamankan daerah timur, pemerintah Hindia Belanda dapat terisolasi dari sekutunya terutama Australia dan semakin membut tekanan bagi Belanda untuk menyerah. Maka tanggal 17 Februari Timor Timur di serang oleh Jepang dan dua hari kemudian Jepang menghajar kota Darwin di Australia yang merupakan pelabuhan Australia serta mendarat di Bali pada hari yang sama.

Pada malam tanggal 19, lapangan terbang Denpasar telah jatuh dan peperangan di Nusa Tenggara berakhir dengan menyerahnya Belanda di Kupang pada 23 Februari 1942. Dengan ini maka Belanda secara efektif sudah terisolasi dari sekutu-sekutu lainnya dan mereka pun telah menyadari bahwa daerah yang sudah menjadi milik belanda selama 3,5 abad ini tidak lama lagi akan menjadi milik Jepang.

Sekutu lain seperti Amerika Serikat dan berfokus untuk menjarah apa yang ada sebelum Jawa dikuasai oleh Jepang. Salah satunya seperti timah yang dibawa ke Sri Lanka oleh kapal barang Colingsworth dan Belanda diberikan operasi penuh atas operasi pertahanan. Keliahatannya mungkin baik karena Belanda mendapatkan kekuatan penuh atas kontrol Hindia Belanda. Namun sebenarnya ini sama saja denganĀ  sekutu meninggalkan Belanda untuk berjuang sendiri. Hal ini juga dimaksudkan agar Jepang dapat berfokus menguasai Hindia dan sekutu dapat fokus mengisolasi Jepang agar tidak menaklukan wilayah lain.

Perwira Belanda harus berhadapan sendiri dengan jendral Imamura Hitoshi yang mendapatkan tugas untuk mengamankan Jawa. Pada malam 26 Februari 1942, perairan Surabaya diserang oleh tentara Jepang dan Hindia Belanda semakin terdesak dengan jatuhnya lautan Jawa dan Batavia. Jatuhnya Batavia membuat pertanda bahwa Hindia Belanda sudah jatuh. Maka dari itu Belanda menyerah tidak sampai 1 bulan sejak taktik bumi hangus di Plaju yakni pada tanggal 8 Maret 1942 di Kayu Jati.

Gubernur Jendral Hindia Belanda Tjarda Van Strakenborgh menyerah kepada para komandan tentara Jepang, setelah lebih dari 3 setengah abad berakhirlah penjajahan Belanda di Hindia Belanda. Amerika pun akhirnya juga menyerah di Filipina pada tanggal 6 Mei 1942, hal ini sangat memalukan karena Amerika sebagai kekuatan adidaya harus menyerah di Asia mengikuti Prancis, Inggris dan Belanda. Tentara Jepang di Asia sama seperti Jerman di Eropa yang terlihat tak terkalahkan.

Lenjen Jonathan Wainwright menyerahkan Filipina kepada Jepang. Sedangkan Jendral Mac Arthur yang terkenal kabur ke Australia karena sekarang hanya Australia yang menjadi tempat pengungsian bagi pemimpin komandan sekutu. Kemampuan Jepang yang sangat superior di Asia Tenggara tidak semata membuat sekutu kehilangan akal. Perang yang sementara telah dimenangkan oleh Jepang menimbulkan suatu titik balik dari panggung teater Pasifik dalam perang dunia ke II.